Desember sudah di depan mata, tapi jangankan merancang destinasi liburan, Anda masih saja pusing dengan masalah yang tak kunjung berhenti di kantor. Eits, jangan stres! Semua bisa dibikin fun kok!
KapanLagi.com - Akibat jenuh terus menerus ‘didera’ dengan pekerjaan sekarang karena tingkat stres yang tinggi, akhirnya Mili, 26 tahun, memutuskan untuk resign saja dan pindah pekerjaan ke tempat yang baru. Tiga bulan berselang, para sahabat sudah kembali mendengar keluhan Mili tentang permasalahan yang lagi-lagi sama, yaitu stres.
Dear, ada beberapa hal yang berada di luar kontrol Anda sehingga tak bisa diubah, termasuk stres akibat pekerjaan. Dan tahukah Anda, menurut National Institute for Occupational Safety and Health, tingkat stres yang dimiliki wanita cenderung lebih tinggi dua kali lipat ketimbang pria. Alasannya bermacam-macam. Mulai dari masalah diskriminasi gender, sexual harassment, sampai yang paling umum, beban tuntutan pekerjaan di rumah. Kini, semuanya tergantung dari bagaimana Anda menangani persoalan itu. Apakah dengan resign setiap terbentur kesulitan seperti yang dilakukan Mili, or deal with it? Nah, worry no more. Karena Cosmo akan beritahu cara menanganinya sehingga membuat pekerjaan Anda jadi jauh lebih fun!
Rest and relax
Tahukah Anda kalau ternyata berlibur tak hanya bisa mengurangi dampak stres akibat urusan kantor, tapi juga depresi,serta bisa meningkatkan rasa percaya diri. Tahukah Anda kalau di Denmark para pekerjanya mendapatkan waktu cuti lima hingga enam minggu per tahun? Heaven! “Berbeda dengan itu, Amerika memberikan 16 waktu cuti, namun lebih dari sepertiga pekerja di sana tidak menggunakannya sama sekali!” begitu kata Dan Buettner, penulis buku Thrive : Finding Happiness the Blue Zones Way. “Peraturan pertama: jangan pernah membuang jatah cuti Anda begitu saja,” tambah Dan. Bahkan ketika Anda sedang tak memiliki cukup uang untuk berfoya-foya di suatu tempat yang eksotis, masih ada cara yang lain: staycation!
Hangout, yuk!
Cosmo mengerti, pikiran untuk pulang kantor tepat pukul 17.00 sepertinya begitu menggoda. Tapi tak ada salahnya lho tinggal lebih lama di kantor untuk bersosialisasi dengan rekan kerja yang lain.
Kenapa? Karena menurut penelitian yang dilakukan Gallup-Healthways Happines Stress Index, orang-orang yang paling bahagia adalah mereka yang menghabiskan sekitar tujuh jam sehari untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarganya. Ini bisa dilakukan saat lunch, ngobrol ringan di pantry, atau menghadiri koktil sepulang kantor.
Lebih ramai, lebih seru
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Princeton University, perjalanan ke kantor adalah hal yang paling tidak favorit (membersihkan rumah masih lebih favorit)! Senada dengan itu, Scandinavian Journal of Economics menemukan kalau pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Terutama buat yang tinggal di kota besar, dengan segala hiruk pikuk kemacetan (belum lagi kalau banjir), bisa dibayangkan berapa besar ekstra pengeluaran yang harus disiapkan. Kalau tak mungkin melakukan bike to work setiap hari (rumah Anda di Bintaro, kantor di Sudirman), ajak kolega yang memiliki rute searah dengan Anda untuk pergi bersama dan menyetir bergantian setiap harinya. Selain mengurangi kebosanan di dalam mobil ketika macet, bisa lebih berhemat juga.
Promosi hak vs kewajiban
Siapa yang tak girang ketika Anda mendapatkan kenaikan jabatan? Bayangkan bisa memiliki anak buah untuk disuruh-suruh, tugas-tugas tak begitu penting bisa dilimpahkan pada mereka, sampai bertemu klien-klien penting yang selama ini hanya bisa Anda lihat sekilas saja di ruang meeting ketika ia sedang rapat dengan petinggi yang lain, langsung berkelebat. Bisa-bisa sebelum atasan memberitahu gaji yang akan ditawarkan, Anda langsung berteriak “Oh yes! Yes! YES!” Satu hal untuk diingat, para bos duduk di ruangannya yang besar dan nyaman itu bukannya mereka tengah bermain Solitaire di komputer atau bolak-balik mengganti status Twitter. Seiring dengan bertambahnya digit di slip gaji Anda, maka hasil kerja yang dituntut pun tentu levelnya semakin tinggi. Dan ‘paket stres’ ini datangnya lengkap dengan jam kerja yang lebih panjang, plus bertambahnya energi yang digunakan untuk memeras otak. Lalu apakah Cosmo lantas menyarankan Anda untuk menolak tiap kenaikan jabatan yang ditawarkan atasan? Tentu saja tidak! Cosmo ingin Anda tahu resiko dari menyandang gelar yang lebih tinggi, darling.
Jadi mentor di kantor
Siapa bilang membagi pengetahuan yang Anda punya pada kolega lain itu membuang waktu? Ini justru bisa bikin Anda lebih happy dibandingkan yang sebelumnya. Karena pertama tak hanya menekankan letak kekuatan Anda, tapi juga bisa mengalihkan sejenak perhatian Anda dari masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, ini merupakan salah satu ciri dari team work yang bagus. (Cosmo/miw)
Source: Cosmopolitan, Desember 2010, halaman 236
http://woman.kapanlagi.com/relationship/karir/6985-makanya-relaks-dong-kalau-kerja.html
KapanLagi.com - Akibat jenuh terus menerus ‘didera’ dengan pekerjaan sekarang karena tingkat stres yang tinggi, akhirnya Mili, 26 tahun, memutuskan untuk resign saja dan pindah pekerjaan ke tempat yang baru. Tiga bulan berselang, para sahabat sudah kembali mendengar keluhan Mili tentang permasalahan yang lagi-lagi sama, yaitu stres.
Well hey, ada kabar bagus buat Mili. Tiap pekerjaan punya tingkat stres dan risikonya sendiri-sendiri. Meskipun dari luar, pekerjaan itu tampak begitu glamour dan menyenangkan. Jadi kalau satu-satunya solusi yang dimiliki adalah menyerah lalu ‘kabur’ tiap menemui masalah, sebaiknya sahabat Mili bersiap mengencangkan suara iPod tiap kali ia datang dengan muka kusut.
Dear, ada beberapa hal yang berada di luar kontrol Anda sehingga tak bisa diubah, termasuk stres akibat pekerjaan. Dan tahukah Anda, menurut National Institute for Occupational Safety and Health, tingkat stres yang dimiliki wanita cenderung lebih tinggi dua kali lipat ketimbang pria. Alasannya bermacam-macam. Mulai dari masalah diskriminasi gender, sexual harassment, sampai yang paling umum, beban tuntutan pekerjaan di rumah. Kini, semuanya tergantung dari bagaimana Anda menangani persoalan itu. Apakah dengan resign setiap terbentur kesulitan seperti yang dilakukan Mili, or deal with it? Nah, worry no more. Karena Cosmo akan beritahu cara menanganinya sehingga membuat pekerjaan Anda jadi jauh lebih fun!
Rest and relax
Tahukah Anda kalau ternyata berlibur tak hanya bisa mengurangi dampak stres akibat urusan kantor, tapi juga depresi,serta bisa meningkatkan rasa percaya diri. Tahukah Anda kalau di Denmark para pekerjanya mendapatkan waktu cuti lima hingga enam minggu per tahun? Heaven! “Berbeda dengan itu, Amerika memberikan 16 waktu cuti, namun lebih dari sepertiga pekerja di sana tidak menggunakannya sama sekali!” begitu kata Dan Buettner, penulis buku Thrive : Finding Happiness the Blue Zones Way. “Peraturan pertama: jangan pernah membuang jatah cuti Anda begitu saja,” tambah Dan. Bahkan ketika Anda sedang tak memiliki cukup uang untuk berfoya-foya di suatu tempat yang eksotis, masih ada cara yang lain: staycation!
Bermalas-malasan seharian di rumah bersama si dia sambil menonton DVD atau menyegarkan diri ke gym? Semua bisa jadi pilihan. Yang jelas, jangan biarkan waktu cuti itu terbuang sia-sia. Yang kedua, tak peduli seberapa banyak perusahaan Anda memberikan waktu berlibur, lebih baik penggunaannya dibagi-bagi ketimbang langsung dihabiskan sekaligus. “Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Belanda tahun 2010, rasa senang dan euforia kebanyakan justru berasal dari masa-masa perencanaan dan penantiannya, bukan dari liburannya itu sendiri,” ujar Dan. Nah sekarang, tentu tak ragu lagi untuk segera mengambil cuti akhir tahun, dong!
Hangout, yuk!
Cosmo mengerti, pikiran untuk pulang kantor tepat pukul 17.00 sepertinya begitu menggoda. Tapi tak ada salahnya lho tinggal lebih lama di kantor untuk bersosialisasi dengan rekan kerja yang lain.
Kenapa? Karena menurut penelitian yang dilakukan Gallup-Healthways Happines Stress Index, orang-orang yang paling bahagia adalah mereka yang menghabiskan sekitar tujuh jam sehari untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarganya. Ini bisa dilakukan saat lunch, ngobrol ringan di pantry, atau menghadiri koktil sepulang kantor.
Lebih ramai, lebih seru
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Princeton University, perjalanan ke kantor adalah hal yang paling tidak favorit (membersihkan rumah masih lebih favorit)! Senada dengan itu, Scandinavian Journal of Economics menemukan kalau pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Terutama buat yang tinggal di kota besar, dengan segala hiruk pikuk kemacetan (belum lagi kalau banjir), bisa dibayangkan berapa besar ekstra pengeluaran yang harus disiapkan. Kalau tak mungkin melakukan bike to work setiap hari (rumah Anda di Bintaro, kantor di Sudirman), ajak kolega yang memiliki rute searah dengan Anda untuk pergi bersama dan menyetir bergantian setiap harinya. Selain mengurangi kebosanan di dalam mobil ketika macet, bisa lebih berhemat juga.
Promosi hak vs kewajiban
Siapa yang tak girang ketika Anda mendapatkan kenaikan jabatan? Bayangkan bisa memiliki anak buah untuk disuruh-suruh, tugas-tugas tak begitu penting bisa dilimpahkan pada mereka, sampai bertemu klien-klien penting yang selama ini hanya bisa Anda lihat sekilas saja di ruang meeting ketika ia sedang rapat dengan petinggi yang lain, langsung berkelebat. Bisa-bisa sebelum atasan memberitahu gaji yang akan ditawarkan, Anda langsung berteriak “Oh yes! Yes! YES!” Satu hal untuk diingat, para bos duduk di ruangannya yang besar dan nyaman itu bukannya mereka tengah bermain Solitaire di komputer atau bolak-balik mengganti status Twitter. Seiring dengan bertambahnya digit di slip gaji Anda, maka hasil kerja yang dituntut pun tentu levelnya semakin tinggi. Dan ‘paket stres’ ini datangnya lengkap dengan jam kerja yang lebih panjang, plus bertambahnya energi yang digunakan untuk memeras otak. Lalu apakah Cosmo lantas menyarankan Anda untuk menolak tiap kenaikan jabatan yang ditawarkan atasan? Tentu saja tidak! Cosmo ingin Anda tahu resiko dari menyandang gelar yang lebih tinggi, darling.
Jangan sampai atasan menyesal dengan keputusan yang ia ambil dan justru memberikan surat teguran karena ternyata Anda tak seperti yang diharapkan.
Jadi mentor di kantor
Siapa bilang membagi pengetahuan yang Anda punya pada kolega lain itu membuang waktu? Ini justru bisa bikin Anda lebih happy dibandingkan yang sebelumnya. Karena pertama tak hanya menekankan letak kekuatan Anda, tapi juga bisa mengalihkan sejenak perhatian Anda dari masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, ini merupakan salah satu ciri dari team work yang bagus. (Cosmo/miw)
Source: Cosmopolitan, Desember 2010, halaman 236
http://woman.kapanlagi.com/relationship/karir/6985-makanya-relaks-dong-kalau-kerja.html
Artikel ini sebenarnya untuk catatan, akan tetapi bagi anda apabila bermanfaat sampaikan komentar anda. Atas kunjungan dan komentar anda diucapkan terima kasih ya ?
mantapp
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusbagus sekali sangat dianjurkan nich bagi pekerja seperti saya terima kasih ya mas
@ PSX : ia sob, tks sdh sempat mampir
BalasHapus@ Dhana/戴安娜 : benar mba semoga bermanfaat, tks sdh bisa mampir
BalasHapus