io-Jakarta - Jepang masih dalam suasana duka pasca gempa dan tsunami, pemerintah belum mau membicarakan soal bisnis dengan pemerintah dan pelaku bisnis negara 'Matahari Terbit' tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat ketika ditanya soal produsen otomotif Jepang di Indonesia, saat ditemui di Kantor Pusat Pajak, Jalan Jend.Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Begitu juga dengan dampak gempa dan tsunami Jepang terhadap ekspor impor dengan Indonesia, Hidayat belum berani menanyakannya meskipun pihak Jepang sudah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan kerjasama dengan Indonesia. Hidayat menilai Jepang masih perlu dana besar untuk recovery.
Bahkan Hidayat mengaku proyek-proyek tersebut dapat tertunda, termasuk industri otomotif.
Namun, kata Hidayat, setelah 1-2 bulan dia baru berani membicarakan bisnis, bahkan dia berani mengajak Jepang untuk merelokasi industri.
"Tapi nanti 1-2 bulan lagi saya mau menawarkan mereka untuk relokasi beberapa industri komponen mereka dan industri-industri yang sudah dilakukan di sini. Untuk lakukan joint local patner. Mungkin jauh lebih aman," tandasnya.
(nia/dnl)
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat ketika ditanya soal produsen otomotif Jepang di Indonesia, saat ditemui di Kantor Pusat Pajak, Jalan Jend.Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (18/3/2011).
"Nanti kalau sudah waktunya, sekarang masih musibah, saya nggak berani ngomong, bisnis dulu," jawab Hidayat.
Begitu juga dengan dampak gempa dan tsunami Jepang terhadap ekspor impor dengan Indonesia, Hidayat belum berani menanyakannya meskipun pihak Jepang sudah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan kerjasama dengan Indonesia. Hidayat menilai Jepang masih perlu dana besar untuk recovery.
"Kalau melihat dalamnya akibat, saya tuh sebetulnya tak berani menanyakan partner kita di Jepang. Baik yang private sector maupun pemerintah. Mereka walaupun memagang komitmen untuk meneruskan, tapi kalau melihat mereka harus melakukan recovery program, itu lebih dari US$ 200 miliar selama 5 tahun ke depan untuk rehabilitasi infrastruktur dan sebagainya. Membuat pemukiman baru untuk puluhan ribu rumah," ujarnya.
Bahkan Hidayat mengaku proyek-proyek tersebut dapat tertunda, termasuk industri otomotif.
"Jadi kalau seandainya ada proyek-proyek baru yang akan ditunda atau digeser saya kira saya akan memakluminya, seperti beberapa otomotif mungkin mereka akan melakukannya ontime tahun ini. Saya nggak yakin pada bulan-bulan ini akan terealisir," ujarnya.
Namun, kata Hidayat, setelah 1-2 bulan dia baru berani membicarakan bisnis, bahkan dia berani mengajak Jepang untuk merelokasi industri.
"Tapi nanti 1-2 bulan lagi saya mau menawarkan mereka untuk relokasi beberapa industri komponen mereka dan industri-industri yang sudah dilakukan di sini. Untuk lakukan joint local patner. Mungkin jauh lebih aman," tandasnya.
(nia/dnl)
sourse : http://www.detikfinance.com/read/2011/03/18/204245/1595949/1036/jepang-masih-berduka-menperin-tak-mau-bicara-bisnis?f9911023
Pray for Japan :)
BalasHapuswww.newkelpo.blogspot.com
@ Kelpo: Pray for Japan
BalasHapusSALAM SAHABAT
BalasHapusmaaf telat yach
saya tidak bisa memberikan komentar hanya turus berduka aja semoga japan bisa diantisipasi dengan lebih baik tapi baru saja saya lihat gempa lagi mas hehehe